Anak Mantan Imam dan Pembersih Jalan Raih Prestasi Gemilang
R
Redaktur
-
Jan, 24 2023
NURAINI Fatmona, Mahasiswi STAI Babusalam Sula yang raih predikat Cumlaude

“Dibalik Prestasi gemilang, Nuraini menyimpan sejuta kisah sulit. Hampir tidak bisa mendaftar sebagai perserta PPL dan KKLI lantaran tak punya uang”, Laporan Moderatorsua.com, Sanana.

RASA haru bercampur sedih menyelimuti Nuraini Fatmona (22 tahun) di acara Wisuda STAI Babussalam Kepualauan Sula Maluku Utara, Selasa (24/01/23).

Gadis asal Desa Pohea Kecamatan Sanana Utara itu, menyelesaikan kuliahnya di STAI Babussalam Sula tepat empat tahun.

Cita-citanya menjadi mahasiswa terbaik terjuwud. Dari 17 peraih predikat Cumlaude, salah satunya adalah Nuraini, dengan nilai IPK 90,03 pada wisuda angkatan ke- IX STAI Babussalam Sula.

Namun dibalik prestasi gemilangnya, anak pasangan Nasbia Umasangaji dan Imin Fatmona ini, banyak lalui kesulitan dalam menempuh pendidikan.

Cita-cita Nuraini untuk membanggakan ke dua orangnya sudah tertanam sejak kecil. Latar ekonomi kedua orang tua Nurani serba pas-pasan. Ibunya hanya petugas pembersih jalan di kawasan Kantor Bupati di Desa Pohea. Sedangkan ayahnya hanyalah seorang petani, dengan pekerjaan sampingan sebagai Imam Mesjid Pohea.

Praktis, untuk mewujudnya amatlah sulit. Terlebih ketika sang ayah tercinta meninggal dunia pada tahun 2011. Kala itu Nuraini kecil masih duduk di bangku Sekolah Dasar (SD) Pohea.

Semenjak kepergian sang ayah, tulang punggung keluarga beralih ke sang ibu dan kakaknya, Irwandi Kailul yang juga bekerja sebagai petugas kebersihan.

Di rumah beton yang belum rapih di Desa Pohea, Nuraini hidup bersama Ibunya dan dua kakak beradik.

“Saya hidup bersama Ibu, satu orang kakak laki-laki (Irwandi Kailul) dan satu adik perempuan,”katanya kepada ModeratorSua disela-sela acara Wisuda.

Di tengah kesempitan ekonomi keluarga, Ibu Naraini tetap mengutamakan pendidikan anaknya.

Nuraini pun tamat SD dan lanjut ke jenjang SMP Negeri 2 Sanana Utara, kemudian masuk SMK dan lulus pada tahun 2018.

Setelah lulus SMK, Nuraini hendak lanjut ke perguruan tinggi. Keinginan Nuraini itu nyaris terkubur mengingat profesi Ibunya yang hanya sebagai pembersih lajan.

“Saya sadar ekonomi keluarga saya tidak akan sanggup mebiayayi saya. Tapi dengan berat hati saya bilang pada ibu dan kakak saya bahwa saya ingin kuliah walaupun tidak sampai ke luar kota,”tuturnya.

Keinginan Nuraini dituruti sang ibu dan kakaknya dengan syarat: kuliah baik-baik sampai selesai.

“Iya, boleh daftar kuliah, asal kuliah baik-baik, kasiang mama ini cuma karja sapu jalan, kita ini tidak banyak uang,”pesan Ibu pada Nuraini.

Kendati sudah kuliah, Nuraini harus membagi waktunya urusan kampus dan pekerjaan ibunya. Di Waktu senggang, Nuraini kerap membantu pekerjaan ibunya memberisihkan jalan di kawasan kantor Bupati di Pohea.

“Melihat kondisi ibu saya yang makin hari makin tua, saya memutuskan untuk sebisa mungkin, tiap harinya meluangkan waktu untuk membantu ibu saya membersihkan halaman tempat ibu bekerja,”kisahnya.

Hari-hari sulit tampaknya belum berakhir. Himpitan ekonomi kembali dialami dipenghujung masa kuliah. Nuraini tak bisa mendaftar sebagai peserta PPL tahun 2021 dan KKLI tahun 2022 lantaran keterbatasan biaya.

“Namun itulah hidup, apapun kondisinya kita harus tetap berusaha dan berdoa, alhamdulillah Tuhan memberikan kemudahan dan saya bisa melalui itu semua,”paparnya.

Selama kurang lebih empat tahun bergelut di dunia kampus, Nuraini akhirnya bisa wisuda dengan prestasi yang membanggakan.

“Kalau ada rejeki saya ingni melanjutkan kuliah lagi, tapi kalau belum ada, ya saya harus mencari kerja untuk sedikit meringankan tanggung jawab ibu,”imbuhnya.

Nuraini berpesan kepada para generasi muda untuk tetap memiliki prisip dalam hidup. Dengan begitu pasti bisa lalui semua rintangan.

“Apapun yang kita alami hari ini, tetaplah melangkah dan jangan pernah menyerah, tetaplah rendah hati, hormati orang tua, karena tidak ada proses yang menghianati hasilnya,”pungkasnya. (mg).

© 2023 Moderatorsua | All rights reserverd.